Abstrak Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten strategis karena dekat dengan ibu kota provinsi dan juga termasuk dalam wilayah penyangganya. Dari kabupaten strategis itulah membuat kabupaten Sidoarjo memilik beberapa potensi daerah salah satunya wilayah tambak yang memiliki hasil produk perikanan berupa bandeng dan udang. Karena potensi inilah perlu adanya pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian pustaka hasil penelitian tambak merupakan potensi kabupaten Sidoarjo komoditas unggul bandeng dan udang, perlu adanya pemberdayaan masyarakat wilayah tambak dan pembentukan Usaha Kecil Menengah, terdapat kendal dalam pengembangan potensi tambak, Terdapat komoditas lain selain dari potensi tambak berupa garam, dan perlu adanya etika lingkungan demi menjaga lingkungan sekirat wilayah tambak agar tetap terjaga. Kesimpulanya potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo haruslah dikembangkan semaksimal dan optimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintahan daerah Kata kunci Kabupaten Sidoarjo, Potensi, dan Tambak Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH TAMBAK KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH Muhammad Anang Nasrulloh Program Sarjana Pendidikan Geografi, Sarjana, Universitas Negeri Surabaya Jl. Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur 60213 Abstrak Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten strategis karena dekat dengan ibu kota provinsi dan juga termasuk dalam wilayah penyangganya. Dari kabupaten strategis itulah membuat kabupaten Sidoarjo memilik beberapa potensi daerah salah satunya wilayah tambak yang memiliki hasil produk perikanan berupa bandeng dan udang. Karena potensi inilah perlu adanya pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian pustaka hasil penelitian tambak merupakan potensi kabupaten Sidoarjo komoditas unggul bandeng dan udang, perlu adanya pemberdayaan masyarakat wilayah tambak dan pembentukan Usaha Kecil Menengah, terdapat kendal dalam pengembangan potensi tambak, Terdapat komoditas lain selain dari potensi tambak berupa garam, dan perlu adanya etika lingkungan demi menjaga lingkungan sekirat wilayah tambak agar tetap terjaga. Kesimpulanya potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo haruslah dikembangkan semaksimal dan optimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintahan daerah Kata kunci Kabupaten Sidoarjo, Potensi, dan Tambak A. PENDAHULUAN Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Timur dengan Jumlah Penduduk di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019 hasil proyeksi penduduk mencapai dan merupakan Kabupaten penyangga Ibukota Provinsi. Namun pada kesempatan ini akan lebih berfokus kepada potensi tambak kabupaten Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo memilik wilayah potensial berupa tambak dengan lahan potensi luas tambak sekitar hektar. Meski hasil tambak baru diperhatikan oleh pemerintah daerah pada saat peningkatan hasil produksi tambak pada tahun 2005 sampai 2015. Dengan adanya potensi ini perlu adanya pengembangan dari potensi tersebut. Potensi tersebut berupa produk perikanan dan garam. Adapun beberapa cara dalam mengembangkan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo dengan cara pemberdayaan masyarakat sekitar tentang bagaimana cara mengolah produk tambak dan pemasaran dengan kreatif dan inovatif. Kendala-kendala dalam pengembangan potensi wilayah tambak juga memiliki kendala diantarnya pencemaran, masih dapat ditemukan 1 pencemaran, 2 perubahan kualitas tanah dan air yang semakin menurun,3 . Belum termanfaatkannya sumberdaya mangrove sebagai sumber industri pangan alternatif yang baru dengan baik, 4 Tenaga kerja di tambak sangat terbatas, ongkos tenaga kerja mahal, serta kurang didukung oleh pengetahuan dan keahlian berbudidaya yang benar, 5 Sifat fisik tanah aluvial kelabu sangat labil, mudah terjadi kebocoran dan pergeseran tanah sehingga biaya perawatan konstruksi penunjang kegiatan budidaya di tambak sangat tinggi dan terus menerus, 6 tergantung pada pasang surut air laut,7 Tanaman mangrove sebagai hiperakumulator alami semakin berkurang, 8 Alih fungsi lahan. Dan diperlukanya etika lingkungan agar tetap terpeliharanya lingkungan sekitar tambak. 2 B. METODE PENELITIAN Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, sedangkan jenis penelitian menggunakan kepustakaan, yang bersumber dari beberapa karya tulis ilmiah dan jurnal geografi atau data yang memiliki kaitan dengan objek penelitian. memiliki ciri telaah dan kepustakaan dilakukan supaya dapat terpecahkannya masalah pada intinya berpusat dari proses mendalam dan pengkajian yang kritis pada bahan kepustakaan yang tentunya relevan. M. Nazir menyatakan studi tentang kepustakaan merupakan cara untuk mengumpulkan data menggunakan studi pengkajian pada catatan-catatan, sumber literatur yang digunakan, buku-buku, serta berbagai laporan yang memiliki hubungan dengan suatu konflik yang akan terpecahkan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif Menurut Sugiyono 20169 metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian ini merupakan pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo sebagai produk unggulan daerah . Karena potensi sumber daya alamnya yang melimpah seperti ikan bandeng dan udang dan di dukung dengan kearifan lokal masyarakat sekita yang lebih kepada telaah atau studi pustaka. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Timur dengan Jumlah Penduduk di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019 hasil proyeksi penduduk mencapai dan merupakan Kabupaten penyangga Ibukota Provinsi. Secara tidak langsung Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten yang strategis dengan letak yang strategis dekat dengan kota besar Surabaya di bagian utara, di bagian barat berdekatan dengan kota Gresik, di bagian selatan berdekatan dengan Mojokerto dan Malang serta potensi-potensi yang ada seperti industri dan perdagangan, pariwisata, usaha kecil dan menengah, dan perikanan. Dengan adanya potensi serta dukungan sumber daya manusia yang memadai dapat memaksimalkan potensi daerah tersebut. kabupaten Sidoarjo memiliki luas wilayah Ha, 40,81 persennya terletak di ketinggian 3-10 m yang berasa di bagian tengah dan berair tawar, 29,99 persen memiliki ketinggian 0-3 meter yang berada di sebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan, 29,20 persen terletak di ketinggian 10-25 meter dibagian barat. daerah Sidoarjo daerah pantai dan pertambakan terletak di sebelah timur dan sekitar 29,9% luas daerah dari luas wilayah dan ketinggian terhadap laut antara 0-3 m dari permukaan laut dan dibagian tengah Kabupaten Sidoarjo berada di ketinggian antara 3-10 m dari permukaan laut dan berair tawar yang memiliki luas 40,81% dari seluruh wilayah dan wilayah bagian barat berada diketinggian 10-25 dari permukaan laut dan meliputi 29,2% dari luas kabupaten. Melihat secara geografis Sehingga ketika kita memasuki Kota Sidoarjo, maka akan terlihat ikon kota ini yaitu bandeng dan udang. Sehingga kota Sidoarjo terdapat tiga kecamatan sebagai wilayah penghasil tambak, yaitu kecamatan Jabon, kecamatan Candi dan kecamatan Sedati. Di sektor perikanan kabupaten Sidoarjo memliki komoditas unggul seperti bandeng dan 3 udang dan merupakan komoditas salah satu komoditas andalan kabupaten Sidoarjo. Potensi dari sektor perikanan, hal ini dapat dilihat dari potensi luas tambak sekitar hektar, dalam hal ini memberikan kesejahteraan bagi petani tambak sekitar dan kesejahteraan pendega sekitar Potensi yang ada adalah hasil tambak berupa ikan bandeng dan udang. Dalam kisara tahun 2005-2010 produksi tambak mengalami peningkatan dengan produksi pada tahun 2005 sebesar ton meskipun begitu di tahun 2004 produksi tambak mengalami penurunan sekitar 0,97 persen, hal ini berdasarkan laporan tahunan. Pada tahun 2006, Kabupaten Sidoarjo dapat menguasai produksi budidaya tambak sebesar 30,4 persen. Hal tersebut sesuai dengan data yang dimiliki data makro sosial dan ekonomi provinsi Jawa Timur pada tahun 2001 sampai 2006. tahun 2005 ke 2006 mengalami penurunan sebesar 370,900 kg atau menurun sebesar -1,64%, hal ini dikarenakan oleh penurunan produksi di Bandeng, Udang Windu yang turun kurang lebih pada tahun 2012 sampai 2013 terjadi peningkatan peningkatan dan produksi ikan yang paling banyak yaitu ikan bandeng, hal ini dikarenakan sumberdaya air yang digunakan serta menggunakan sistem untuk tambak bandeng. Sedangkan untuk udang sendiri yaitu udang vanamei yang mencapau ton di tahun 2013 serta untuk rumput laut mengalami peningkatan yang awalnya hanya pada tahun 2012 sampai 2013 menjadi hal ini dikarenakan budidaya rumput laut mendapat perhatian pemerintah lebih semenjak tahun 2010. produksi perikanan tambak di Sidoarjo sekitar tahun 2014 sampai 2015 mengalami perkembangan yang cukup besar meskipun hitungannya per kg tetapi hasil ini merupakan hasil yang bagus. Dalam pengolahan hasil tambak diperlukan kontribusi langsung dari masyarakat sekitar agar pengolahan hasil tambak tidak merugikan masyarakat sendiri. Dapat dilakukan dengan membentuk usaha kecil menengah dan perlu adanya pemberdayaan dari pemerintah daerah kepada masyarakat agar sumber daya masyarakat yang ada dapat meningkat dan mampu mengolah hasil tambak. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan sumber daya manusia masyarakat sekitar tambak. Melakukan pelatihan pembuatan produk dan pemasaran produk. Dari kegiatan pelatihan ini diharapkan masyrakat dapat mengelola usahanya dengan baik dan dapat menciptakan produk yang mempunyai daya saing. Kreatifitas dan inovasi adalah hal yang sangat penting dalam dalam sebuah pengembangan potensi. Dalam pengolahan hasil tambak kabupaten Sidoarjo tidak harus selalu produk mentah berupa ikan bandeng segar dapat di inovasikan menjadi produk olahan seperti ikan bandeng asap, terasi, dan otak-otak. Fakta empiris yang ditemukan di kalangan pengusaha olahan menyatakan bahwa bahan baku utama ikan dan udang’ maupun bahan pembantu selalu tersedia, dan mudah akses untuk memperolehnya meskipun dari luar pulau Jawa sekalipun. Dalam pemasaran hasil perikanan produk olahan kabupaten Sidoarjo dianggap mudah karena telah memiliki image yang kuat dibenak konsumen bahwa kabupaten Sidoarjo merupakan sentra penghasil berbagai olahan hasil perikanan yang memiliki cita rasa tinggi. 4 Potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo bukan hanya produk perikanan saja yang dapat dikembangkan adapun tambak garam yang juga bernilai ekonomis. di lihat dari kesesuaian lahannya terdapat lahan yang sesuai untuk tambak garam dengan luas lahan Ha atau 16,12% dari luas Kecamatan Sedati yang berada pada kelas Sangat Sesuai dan Ha atau 70,7% pada kelas Sesuai, serta Ha atau 13,18% lahan yang Tidak Sesuai. Daerah lahan yang sangat sesuai untuk tambak garam berada pada daerah yang dekat dengan garis pantai. Meskipun wilayah tambak kabupaten Sidoarjo memiliki potensi namun terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi dalam pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo, diantaranya 1 pencemaran, 2 perubahan kualitas tanah dan air yang semakin menurun,3 . Belum termanfaatkannya sumberdaya mangrove sebagai sumber industri pangan alternatif yang baru dengan baik, 4 Tenaga kerja di tambak sangat terbatas, ongkos tenaga kerja mahal, serta kurang didukung oleh pengetahuan dan keahlian berbudidaya yang benar, 5 Sifat fisik tanah aluvial kelabu sangat labil, mudah terjadi kebocoran dan pergeseran tanah sehingga biaya perawatan konstruksi penunjang kegiatan budidaya di tambak sangat tinggi dan terus menerus, 6 tergantung pada pasang surut air laut,7 Tanaman mangrove sebagai hiperakumulator alami semakin berkurang, 8 Alih fungsi lahan. Etika lingkungan dalam mengembangkan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo dapat dilakukan dengan penerapan paradigma biosentrisme dan ekosentrisme. Biosentrisme memandang bahwa setiap kehidupan dan makhluk hidup memunyai nilai yang berharga pada dirinya sendiri, sehingga sumberdaya seperti ikan bandeng, udang , dan vegetasi pesisir tidak dianggap sebagai sesuatu yang bernilai ekonomis saja tetapi juga perlu untuk dijaga kelestariannya. Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari biosentrisme. Ekosentrisme memandang bahwa semua komponen dalam suatu lingkungan baik biotik maupun abiotik memunyai nilai yang berharga pada dirinya sendiri dan pesisir sehingga dapat dirasakan juga oleh generasi mendatang. D. SIMPULAN Pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu bentuk pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dilakukan secara optimal. Kabupaten Sidoarjo yang memiliki wilayah tambak yang membentang dari utara sampai selatan di sisi barat kabupaten Sidoarjo yang memiliki potensi hasil perikanan berupa ikan bandeng dan udang yang menjadi produk unggulan kabupaten Sidoarjo. Produk yang dihasilkan dari tambak tidak hanya berupa produk mentah berupa ikan bandeng dan udang saja, ada juga produk olahan dari hasil tambak tersebut berupa ikan bandeng asap, terasi, dan otak-otak. Hal ini dapat terjadi karena pemberdayaan masyarakat yang dilakukan, dengan sumber daya manusia yang meningkat diharapkan masyrakat dapat mengolah hasil tambak lebih kereatif dan inovatif. Produk olahan hasil perikanan di kabupaten Sidoarjo sendiri sudah dikenal dimana-mana dan memiliki image produk makanan dengan cita rasa tinggi. serta hasil lain berupa garam yang merupakan hasil tambak garam di lihat dari kesesuaian lahannya terdapat lahan yang sesuai untuk tambak garam dengan 5 luas lahan Ha atau 16,12% dari luas Kecamatan Sedati yang berada pada kelas Sangat Sesuai dan Ha atau 70,7% pada kelas Sesuai, serta Ha atau 13,18% lahan yang Tidak Sesuai. Meskipun memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Namun juga terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi dalam pengembangan potensi wilayah tambak dan perlu dilakukannya etika lingkungan dalam pengembangan potensi wilayah tambak kabupaten Sidoarjo. DAFTAR PUSTAKA Riyan dan 2017. Pengelolaan sumber daya manusia untuk memulai usaha olahan bandeng di desa Jenggolo Sidoarjo. Jurnal Fakultas Ekonomi UNUSA. Dini Atikawati, Totok Gunawan, dan Sunarto. 2019. Penerapan Etika Lingkungan Dalam Pengelolaan Wilayah Kepesisiran Tuban. Jurnal Geografi UGM. Artono. 2018. Program minapolitan pada perkembangan perikanan tambak di kabupaten Sidoarjo tahun 2005-2015. Jurnal UNESA. Titis Istiqomah, M. Pudjiharjo ,dkk. 2019. Analisi potensi keberlanjutan multi usaha sub sektor perikanan di kabupaten Sidoarjo. Jurnal UB. Hidayat, Nur 2017 Analisis Potensi Perikanan Tambak Kawasan Pesisir Kabupaten Sidoarjo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. Yuniar Mustikaningrum. 2014. Pemberdayaan usaha kecil menengah dalam pengolahan hasil ikan di desa Tambak Oso kecamatan Waru Sidoarjo. Jurnal UPN. Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Anugrah Dimas Susetyo, Eko Budi Santoso. 2016. Kesesuaian lahan perikanan tambak berdasarkan faktor-faktor daya dukung fisik di kabupaten Sidoarjo. Ejurnal ITS. Ferlyn Ayu. 2019. Pengaruh pembuangan lumpur lapindo di sungai porong terhadap pencemaran air tambak kecamatan jabon kabupaten sidoarjo. Jurnal mahasiswa UNESA. Analisis potensi wilayah. Eprints IPDN. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this minapolitan pada perkembangan perikanan tambak di kabupaten Sidoarjo tahunArtonoArtono. 2018. Program minapolitan pada perkembangan perikanan tambak di kabupaten Sidoarjo tahun 2005-2015. Jurnal lahan perikanan tambak berdasarkan faktor-faktor daya dukung fisik di kabupaten Sidoarjo. Ejurnal ITSPengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Anugrah Dimas Susetyo, Eko Budi Santoso. 2016. Kesesuaian lahan perikanan tambak berdasarkan faktor-faktor daya dukung fisik di kabupaten Sidoarjo. Ejurnal ITS. Ferlyn Ayu.
Oleh Hendra Sukmana Dosen Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Wakil Ketua Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat JPPR Provinsi Jawa Timur Potensi wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tertentu. Obyek dan daya tarik wisata adalah yang menjadi sasaran perjalanan wisata. Menurut Marrioti adalah benda-benda yang tersedia di alam semesta dan terbentuk dengan alami, hasil ciptaan manusia yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, serta tata cara hidup masyarakat yang berupa kebiasaan yang disebut dengan adat istiadat. Potensi pariwisata adalah segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba, yang digarap, diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa. Damardjati, 2001 Potensi pariwisata adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagi kemampuan dan diperlukan untuk usaha dan pengembangan pepariwisataan baik dalam wisata apapun. Menurut Badudu 1995, potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya. Kabupaten Sidoarjo merupakan penyangga utama Kota Surabaya. Pentingnya keberadaan Sidoarjo bagi Jawa Timur, juga terbukti dari bergabungnya Sidoarjo dalam Satuan Wilayah Pembangunan SWP Jawa Timur yang dikenal sebagai Gerbangkertasusila. Semacam Jabodetabek nya Jawa Timur. Layaknya sebuah kawasan metropolis, sektor pembangunan dan industri menjadi fokus utama pemerintah di Kota Delta sebutan lain dari Kabupaten Sidoarjo. Hal inilah yang membuat Sidoarjo lebih dikenal sebagai kawasan industri dibandingkan dengan Kota Wisata layaknya Kota Batu. Dari beberapa sektor ekonomi, jasa, dan perikanan merupakan sumber perekonomian utama Sidoarjo. Selain itu, ada pula industri besar, jasa dan industri kecil yang berkembang baik, menjadi sumber kemakmuran masyarakatnya. Di satu sisi, kemajuan pembangunan di bidang industri, tidak dibarengi dengan peningkatan fasilitas wisata yang mencukupi buat pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Hadirnya mal dan beberapa pusat hiburan modern, hanya cocok untuk menjadi hiburan sesaat sepulang beraktifitas kerja. Imbasnya, saat akhir pekan dan saat musim liburan panjang, kebanyakan warga Sidoarjo lebih memilih plesir ke luar daerah seperti Malang Raya dan Kota Wisata Batu. Berbicara potensi wisata Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu kawasan yang padat penduduknya di Jawa Timur yang sebenarnya memiliki potensi wisata yang cukup besar. Letaknya sebagai jalur penghubung Surabaya – Malang menjadikan Sidoarjo sebagai daerah yang sering dilalui penduduk Kota Surabaya untuk mengunjungi destinasi wisata di Malang maupun Kota Wisata Batu. Sidoarjo Sebagai kota penyangga metropolis perlu mengekspose dan menggali lagi potensi wisatanya karena dewasa ini, kebutuhan tempat wisata menjadi bagian penting untuk pemenuhan kebutuhan bagi masyarakatnya. Selama ini penduduk Surabaya dan Sidoarjo setelah beraktifitas di dunia kerja memilih menghabiskan waktu akhir pekannya untuk menginap dan mengunjungi tempat-tempat wisata di Malang dan Kota Wisata Batu. Potensi wisata Kabupaten Sidoarjo sebenarnya cukup besar, Sidoarjo yang terletak di dataran rendah memiliki banyak potensi wisata mulai dari wisata budaya, wisata alam, wisata minapolitan, wisata modern, wisata mode dll. Namun, selama ini pengembangan potensi wisata di Kabupaten Sidoarjo kurang terakomodir pengembangannya. Contohnya, wisata budaya banyak peningggalan kerajaan majapahit yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Sidoarjo diantaranya candi sumur dan candi pari yang merupakan peninggalan kerajaan hindu – budha. Namun, potensi dua candi tersebut agaknya belum terekspose secara masif. Hal ini, di buktikan dengan jumlah kunjungan yang cukup minim kedua candi tersebut. Bila di telisik lebih jauh Kabupaten Sidoarjo punya wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi sebenarnya. Menjauh ke arah utara dari pusat kota Sidoarjo, terdapat dusun terpencil yang bernama Kepetingan. Dusun ini memiliki bentang alam yang unik. Hanya bisa dilalui dengan perahu yang bisa disewa di Desa Sawohan, Kec. Buduran atau Desa Kalanganyar, Kec. Sedati, wisatawan yang berkunjung dapat menikmati wisata menyusuri laut menuju pantai Kepetingan sambil menikmati pemandangan hutan bakau di kanan-kiri jalur perahu. Kumpulan burung bangau yang bertengger dan kicauan burung yang bersahutan semakin menambah keindahan Kepetingan layaknya panorama sungai di pedalaman Kalimantan maupun Amazon. Namun, lagi-lagi bentang alam yang indah di Kepetingan belum disorot penuh oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Kondisi Kabupaten Sidoarjo hari ini, dengan kondisi lahan yang belum padat pengembangan kawasan wilayah timur Sidoarjo adalah hal yang paling masuk akal. Akan dibangunnya Kawasan Industri Sidoarjo KIS di Kecamatan Jabon dan pengenalan pulau Lusi Lumpur Sidoarjo menjadi salah satu indikatornya. Wilayah timur Sidoarjo dengan bentang alamnya yang masih alami menjadi potensi wisata yang baik untuk dikembangkan. Rencana Jalan Lingkar Luar Timur yang menghubungkan antara Kabupaten Pasuruan dengan bandara Juanda, akan memberikan kemudahan aksebilitas. Perlu sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam mewujudkan Sidoarjo menjadi Kota destinasi wisata. Pemerintah perlu “menjual” daya tarik wisata kepada investor swasta agar mau berinvestasi di Sidoarjo untuk mengembangkan wilayah timur Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga harus menyiapkan masyarakatnya agar terbiasa jika nanti wilayahnya menjadi destinasi wisata. Dengan pengembangan segala aspek tersebut bukan tidak mungkin Sidoarjo mempunyai destinasi wisata layaknya Pantai Ancol di Jakarta. Selain pengembangan hal tersebut, Kabupaten Sidoarjo butuh sebuah hal-hal ikonik yang dikonsep festival. Antara lain festival kebudayaan, festival kuline, festival keagamaan dan lain-lain sesuai dengan corak khas Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten bisa menduplikasi kesuksesan Kabupaten Banyuwangi dan Malang dalam hal ini. Kabupaten Banyuwangi beberapa tahun terakhir tingkat kunjungan pariwisatanya meningkat karena banyaknya agenda festival di daerah tersebut. Bahkan kalau dilihat secara seksama pada tahun 2019 ini festival yang diadakan pemerintah Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan hampir setiap minggu sekali dan ini menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Banyuwangi selain melihat bentang alamnya. Selain kabupaten Banyuwangi, pemerintah Kabupaten Sidoarjo perlu mencontoh Malang Raya dalam mengadakan festival salah satunya yang gandrung di anak muda yakni festival Malang Tempo Dulu ini salah satu festival yang menarik wisatawan datang ke Malang. Dengan segala potensi keanekaragaman budaya, kuliner dan sejarah Kabupaten Sidoarjo sudah sangat layak untuk dijadikan sebuah agenda festival-festival yang nantinya akan menarik wisatawan datang ke Sidoarjo. Harapannya nanti Sidoarjo nanti memiliki list kunjungan festival yang banyak dan menarik serta kedepan pembangunan Kabupaten Sidoarjo di arahkan terhadap pengembangan potensi wisata di didaerah bagian timur bagian Sidoarjo. Kondisi geografis bagian timur Kabupaten Sidoarjo berbatasan langsung dengan selat Madura. Sebenarnya terdapat potensi garis pantai yang memanjang yang bisa digunakan sebagai tempat alternatif pembangunan wisata di Kabupaten Sidoarjo. Dengan PAD sekitar 4 Triliun rupiah sebenarnya bukan hal yang mustahil bagi Kabupaten Sidoarjo untuk mengembangkan potensi wisatanya kedepan dan menjadikan Kota Delta menjadi lokasi destinasi wisata yang baru selain kawasan Malang raya. Yang paling penting disini, pemerintah dan stakeholder terkait harus bekerja sama dan saling bahu membahu untuk menjadikan Sidoarjo destinasi baru dalam ke- pariwisataan di Provinsi Jawa Timur. ———- *** ———–
5qKx0mX. 420 474 76 191 176 498 407 331 367